Kamis, 12 Mei 2011

KARAKTER WAYANG GOLEK

Wayang adalah bentuk teater rakyat yang sangat popular. Orang sering menghubungkan kata “wayang” dengan ”bayang”, karena dilihat dari pertunjukan wayang kulit yang memakai layar, dimana muncul bayangan-bayangan. Di Jawa Barat, selain wayang kulit, yang paling populer adalah wayang golek. Berkenaan dengan wayang golek, ada dua macam diantaranya wayang golek papak (cepak) dan wayang golek purwa yang ada di daerah Sunda. Kecuali wayang wong, dari semua wayang itu dimainkan oleh seorang dalang sebagai pemimpin pertunjukan yang sekaligus menyanyikan suluk, menyuarakan antawacana, mengatur gamelan mengatur lagu dan lain-lain.

1.Anoman Perbancana Suta. Kera berbulu putih sakti mandraguna, mempunyai kuku Pancanaka. Putra Hyang Pawana Guru (Batara Bayu) dan Dewi Anjani.Menjadi senapati (panglima tentara) di Kerajaan Kiskenda. Pada saat perang Alengka, Anoman membantu Batara Rama melawan Rahwana dan bala tentaranya. Anoman pula yang membinasakan Rahwana dengan menjepit tubuh Rahwana dengan dua gunung kembar Sonara-Sonari. Ia juga memiliki umur yang sangat panjang, karena ditugasi menyimpan sukma Rahwana di dalam cupunya.Memiliki beberapa ajian: Aji Bayubajra (mengeluarkan angin puyuh sebesar-besarnya), Aji Mundri, Aji Kemayan, Aji Pameling, Aji Sepiangin (lompat tinggi bahkan terbang), Aji Triwikrama (tubuh menjadi besar), Bayu Rota (kekuatan atau kecepatan secepat angin), Sirna Bobot (aji untuk meringankan tubuh saat terbang atau pun loncat).Sejak kecil dibawa oleh Batara Bayu ke Panglawung untuk dididik ilmu pengetahuan dan perang yang dibantu oleh dewa-dewa lainnya
2Arjuna adalah putra Pandu yang ketiga dari ibu Dewi Kunti. Disebut juga panengah Pandawa.
Tinggal di Madukara, bagian dari kerajaan Amarta.
Berparas tampan, banyak disukai wanita.
Memiliki senjata pusaka keris Pancaroba, Ali-ali Ampal dan panah Pasopati.
Arjuna sangat taat kepada gurunya, yaitu Resi Drona dari kerajaan Astina.
Memilika putra salah satunya adalah Abimanyu.
3Aswatama adalah putra Resi Drona (guru Pandawa dan Kurawa). Putra satu-satunya, menjadikan Aswatama sangat disayang oleh ayahnya.
4.Bayu berarti angin. Batara Bayu adalah Dewa yang menguasai angin. Dia tinggal di Kahyangan Pangwalung.
Ayahnya bernama Batara Guru. Ibunya bernama Dewi Uma. Istrinya bernama Dewi Sumi
Nama lain dari Batara Bayu adalah Batara Pawana Guru, Batara Prabancana, Batara Maruta.
Batara Bayu memiliki beberapa ajian. Salah satunya adalah Aji Bayubajra. Yakni bisa mengeluarkan angin puting beliung untuk menyerang lawannya.
Dia memiliki beberapa murid. Anoman (monyet putih) dan Bima (Pandawa yang ke-2). Mereka memiliki Kuku Pancanaka, yakni senjata pada kuku ibu jarinya. Coba perhatikan pada kuku jempolnya (Batara bayu, Anoman, Bima).
5.Batara Indra mempunyai kekuasaan atas para dewa dan para bidadari di sorga. Selain itu sering memberikan anugrah atau hadiah pada siapa saja yang gemar bertapa dan membantu ketentraman dunia serta permintaan titah yang sedang bertapa.
Sebagai contoh: Raden Arjuna mendapatkan panah Pasopati sebagai panah sakti akibat dari dia bertapa dan
membantu atas ketentraman di kayangan, sehingga panah tersebut berguna di dalam perang besar Baratayuda.
6.Sastrajingga alias Cepot adalah anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Semar Badranaya dan Sutiragen (sebetulnya Cepot lahir dari saung). Wataknya humoris, suka banyol ngabodor, tak peduli kepada siapa pun baik ksatria, raja maupun para dewa. Kendati begitu lewat humornya dia tetap memberi nasehat petuah dan kritik.
Lakonnya biasanya dikeluarkan oleh dalang di tengah kisah. Selalu menemani para ksatria, terutama Arjuna, Ksatria Madukara yang jadi majikannya. Cepot digunakan dalang untuk menyampaikan pesan-pesan bebas bagi pemirsa dan penonton baik itu nasihat, kritik maupun petuah dan sindiran yang tentu saja disampaikan sambil guyon.
Dalam berkelahi atau perang, Sastrajingga biasa ikut dengan bersenjata bedog alias golok. Dalam pengembangannya Cepot juga punya senjata panah. Para denawa (raksasa/buta) biasa jadi lawannya.
Sastrajingga merupakan tokoh panakawan putra Semar Badranaya.
Sastra adalah tulisan. Jingga adalah merah. Si Cepot adalah gambaran tokoh wayang yang mempunyai kelakuan buruk ibarat seorang siswa yang mempunyai rapot merah.
Namun demikian ia sangat setia mengikuti Semar kemana saja dia pergi.
Kehadirannya dalam setiap pagelaran wayang golek sangat dinanti-nanti karena kekocakannya. Asep Sunandar Sunarya menjadikan si Cepot sebagai kokojo / tokoh unggulan pada setiap pagelaran. Bahkan tanda tangan Asep Sunandar ditulis atas nama Cepot.

1 komentar:

  1. WAYANG GOLEK SENI INDONESIA MARI LESTARIKAN JANGAN SAMPAI DI CAPLOK NEGARA LAIN BARU KEBAKARAN JENGGOT ...

    BalasHapus